Selamat Datang Di Blog Pengurus Daerah NW Lombok Timur.

Kami Hadir Guna Memberikan Kemudahan Kepada para jamaah didalam memahami perjuangan NW melalui perangkat Tekhnologi Informasi.

Minggu, 24 Januari 2010

MURI BERI PENGHARGAAN KEPADA TUAN GURU BAJANG KHM. ZAINUL MAJDI, MA.


Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberi penghargaan “gubernur paling muda” kepada Tuan Guru Bajang KHM. Zainul Majdi, MA. selaku Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Penghargaan untuk gubernur paling muda ini tercatat sebagai penghargaan yang ke-3.947,” kata Manajer MURI Paulus Pangka kepada wartawan di Mataram, Rabu, beberapa saat sebelum penyerahan rekor MURI itu.
Rekor MURI itu diserahkan kepada yang berhak menerimanya usai upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB.
Paulus mengatakan, Zainul Majdi berhak mendapat penghargaan gubernur paling muda karena saat dilantik sebagai Gubernur NTB, 17 September 2008, usianya baru 36 tahun tiga bulan 17 hari.
“Sebelumnya MURI sudah memberikan gelar serupa kepada Agusrin M Najamudin, selaku gubernur termuda karena menjabat Gubernur Bengkulu periode 2005-2010 pada usia 36 tahun lima bulan,” ujarnya.
Menurut Paulus, MURI mencatat rekor jika mengandung unsur paling, unik, dan langka, serta atas persetujuan yang bersangkutan.
Karena itu, penghargaan yang diberikan MURI kepada Gubernur NTB dengan kategori “paling”. itu terjadi setelah yang bersangkutan merestui dicatat sebagai rekor MURI.
“Itu sebabnya penghargaan gubernur paling muda ini baru diberikan setahun setelah pelantikan gubernur, dan hari pemberian yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda ini juga merupakan keinginan penerima penghargaan,” ujarnya.
KHM Zainul Majdi MA atau yang dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) juga merupakan Pemimpin Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Wathan (NW) yang lahir di Pancor, Lombok Timur, NTB, 31 Mei 1972.
Ia terpilih sebagai Gubernur NTB periode 2008-2013, saat pemilihan kepala daerah, 7 Juli 2008, berpasangan dengan Badrul Munir, seorang birokrat.
Dalam pemilihan itu, pasangan Tuan Guru Bajang dan Badrul Munir mengalahkan kandidat yang tengah berkuasa yakni Lalu Serinata (Gubernur NTB yang juga Ketua DPD Partai Golkar NTB) dan Husni Djibril (Sekretaris DPD PDIP NTB).
Pasangan lain yang dikalahkan yakni Nanang Samodra (mantan Sekda NTB) dan Muhammad Jabir (Wakil Bupati Sumbawa), dan pasangan Zaini Arony (Sekretaris Ditjen Pendidikan Formal Informal Depdiknas) dan Nurdin Ranggabarani (Wakil Ketua DPRD Sumbawa).
Tuan Guru Bajang dan pasangannya Badrul Munir, meraih suara terbanyak dalam pemilihan gubernur yakni 847.876 suara dari total suara sah sebanyak 2.182.893 (38,84 persen).
Pasangan itu diusung Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang masing-masing memiliki enam kursi di DPRD NTB sehingga totalnya 12 kursi atau mencapai 21,81 persen dukungan. (http://news.id.finroll.com/news/14-berita-terkini/160846-muri-beri-penghargaan-kepada-zainul-majdi.pdf)

Selasa, 19 Januari 2010

Sukses Pelaksanaan Mukatamar XII NW di Mataram


Dari Muktamar XII PB NW
Momentum Menghayati Pesan Perjuangan

Muktamar XII Nahdlatul Wathan (NW) 8-10 Januari 2010, secara resmi dibuka Menteri Agama RI, H Suryadharma Ali, Jumat (8/1) malam.
Selain peserta Muktamar dari berbagai provinsi di Indonesia, sejumlah tokoh nasional dan para perwakilan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II juga nampak hadir mengikuti acara pembukaan.
Diantaranya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Dr Dien Syamsudin. Bahkan, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah ini pun berkesempatan memberikan tausyiah seusai acara pembukaan.
Menag apresiasi peran NW
Dalam sambutannya, Suryadharma Ali, menekankan, Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin, telah memberikan tuntunan kepada ummatnya dalam kaitannya dengan interaksi sosial di semua bidang kehidupan.
Dalam pandangan mantan Menteri Koperasi dan UKM dalam KIB I, ini eksistensi sebuah organisasi harus dilatarbelakangi oleh fungsi sosial dalam kerangka meningkatkan kesehateraan rakyat.
Dia berharap, NW dapat lebih meningkatkan perannya tidak hanya di tataran lokal, tapi juga dalam skala nasional, melalui perannya sebagai organisasi dakwah, sosial, dan pendidikan.
Dalam kesempatan tersebut, Suryadharma Ali, mengatakan, pendiri NW (Alm) TGH M Zainuddin Abdul Madjid, selain sebagai ulama, Almagfurrullah adalah juga seorang pejuang yang mampu membebaskan masyarakat dari segala bentuk keterbelakangan.
Meskipun dalam perjuangannya ini, beliau mendapatkan banyak tantangan dari sejumlah pihak, khususnya kaum penjajah Jepang saat itu, kata Menag.
Namun, imbuh Suryadharma, kendala-kendala atau tantangan-tantangan tersebut dihadapi dan dapat dihalau oleh TGH M Zainuddin Abdul Madjid. Melalui perlawanan inilah beliau dapat melihat siapa lawan dan siapa kawan.
Karena itu, Menteri Agama berpesan, Muktamar XII NW kali ini, hendaknya dapat dijadikan momentum untuk menghayati dan mengamalkan wasiat (pesan) perjuangan yang telah ditinggalkan oleh Almagfurrullah.
Saya memberikan apresiasi terhadap peran-peran yang telah dilakukan oleh NW selama ini dalam berbagai bidang, khususnya upaya pengentasan kemiskinan, kata Suryadharma Ali.

Jangan Tinggi Karena Puji
Hampir senada dengan hal itu, Gubernur NTB, sekaligus Ketua Umum PB NW, TGH M Zainul Majdi MA, mengingatkan, tidak ada manfaatnya membangun organisasi dengan sekian banyak pengurus tetapi tidak dapat member manfaat bagi masyarakat, baik di daerah maupun di tingkat nasional.
Dalam kesempatan itu, TGH M Zainul Majdi MA, mengajak peserta Muktamar untuk melakukan kilas balik atas perjuangan yang telah dilakoni oleh Pendiri NW, (Alm) TGH. M. Zainuddin Abdul Madjid.
Ditegaskan, Almaghfurrullah melakukan perjuangan di sudut-sudut wilayah yang secara geografis jauh dari kesan popularitas dan tidak ada liputan media massa. Namun Almaghfurrullah tetap mengajarkan tuntunan agama kepada masyarakat mulai dari hal-hal yang paling sederhana.
Jangan tinggi karena puji, kedepankan keikhlasan dalam membangun dan memperjuangkan organisasi, imbau TGH M Zainul Majadi MA.
Jangan jadikan NW batu loncatan
Meski beberapa kali TGH M Zainul Majdi MA, menyatakan, dirinya tidak bermaksud mencalonkan diri kembali dalam pemilihan Ketua Umum Dewan Tandfizyah PB NW, namun faktanya, seluruh peserta Muktamar XII NW masih menginginkan Gubernur NTB itu memimpin organisasi terbesar di NTB ini. Al hasil, TGH. M. Zainul Majdi, akhirnya terpilih secara aklamasi.
Saat menyampaikan pidato penutupan Muktamar XII NW, TGH M Zainul Majdi MA, mengungkapkan, postur tubuh NW tentu tidak dapat mengakomodir semua potensi sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalam tubuh organisasi terbesar di NTB ini.
Karena itu, Ia meminta kepada seluruh peserta Muktamar XII NW untuk mengkifayahkan kepengurusan PB NW 2010-2014. Yang penting adalah semangat perjuangan yang sama, tandasnya.
Dalam kesempatan itu, TGH M Zainul Majdi MA, mengungkapkan, saat ini harapan masyarakat terhadap NW sangat besar. Di saat bersamaan, tantangan juga semakin kompleks.
Ditekankan, sejak awal pendiriannya, NW dihajatkan untuk dapat menampung pendidikan sebanyak-banyaknya. Dan saat ini, lembaga pendidikan yang dimiliki NW sudah sangat banyak dari beragam tingkat pendidikan. Karena itu, saat ini tantangan NW adalah meningkatkan kualitas pendidikan.
Disamping itu, bidang sosial dan ekonomi juga menjadi pekerjaan rumah (PR) NW kedepan. Dengan bahu membahu, serta kerjasama semua pihak, semua itu dapat dituntaskan, kata TGH M Zainul Majdi MA.
Dia mengajak peserta Muktamar XII NW untuk belajar pada sikap ikhlas yang ditunjukan oleh pendiri NW Almagfurullah TGKH. M Zainudin Abdul Majid. Jangan jadikan NW hanya sebagai batu loncatan untuk kepentingan-kepentingan sesaat dan jangka pendek, tandasnya. (Harian Umum pelita)